Rabu, 03 November 2010

Teknik-teknik pendekatan untuk mempengaruhi keputusan konsumen


Nama          : Ridho Ahmad D . P .

Kelas          : 3EA06

NPM          : 1120 8046

Teknik-teknik pendekatan untuk mempengaruhi keputusan konsumen
Tugas 4
Teknik pendekatan untuk mempengaruhi keputusan konsumen
1. Teknik Pendekatan Stimulus Respon
Teknik ini merupakan teknik penyampaian ide-ide atau pengetahuan tentang suatu produk dan merek Kepada konsumen agar konsumen tertarik atau termotivasi untuk mengambil keputusan membeli produk-produk yang disampaikan itu. Dengan kata lain, pemilik toko atau pramuniaga memberikan stimulus berupa produk-produk yang ada dalam toko, kemudian diharapkan konsumen dapat meresponnya secara positif. Misalnya seorang ibu menanyakan. pakaian untuk bayi, maka pramuniaga memberikan informasi tentang merek, kualitas, dan warna berbagai macam pakaian bayi. Kemudian konsumen diarahkan untuk membeli di antara alternatif yang cenderung mendapat perhatian atau tanggapan positif dari ibu tersebut. Dengan demikian si ibu akan lebih mudah mengambil keputusan
2. Teknik Pendekatan Humanistik
Teknik ini merupakan teknik pendekatan yang bersifat manusiawi. Dalam teknik ini keputusan membeli sepenuhnya diserahkan kepada konsumen yang bersangkutan. Pemilik toko atau pramuniaga hanya lebih bersifat menyediakan berbagai jenis produk, merek, warna, kualitas, dan memberikan informasi tentang manfaat, kebaikan dan kelemahan yang terdapat pada masing-masing produk yang tersedia.
3. Teknik Pendekatan Kombinasi antara Stimulus-Respon dan Humanistik
Teknik ini merupakan teknik pendekatan dari hasil kombinasi antara teknik stimulus-respon dan teknik humanistik, pemilik toko atau pramuniaga dalam menghadapi konsumen lebih bersifat mengkondisikan perilaku yang memungkinkan konsumen terimotivasi untuk membeli, namun keputusan membelinya diserahkan kepada konsumen. Misalnya baring;-haring; (IiSLISUII dengan berbagai bentuk yang menarik konsumen, display baring disusuii teratur yang memungkinkan menjadi pusat perhatian koiiRlmoti, produk ditampilkan dengan berbagai merek yang menarik.

4. Teknik Pendekatan Dengan Komunikasi yang Persuasif
Teknik ini merupakan teknik pendekatan dengan. menggunakan komunikasi persuasif niel.-IlLli rumus AIDDAS : A = Atteiitioii (perhatian), I21
PERILAKU KONSUMEN
= Interest (minat), D= Desire (hasrat), D = Decision (keputusan), A = Action (tindakan), dan S = Satisfaction (kepuasan).
Pertama kali perlu dibangkitkan perhatian konsumen terhadap suatu produk agar timbal minatnya, kemudian kembangkan hasratnya untuk membeli produk tersebut. Setelah itu arahkan konsumen untuk mengambil keputusan membeli produk yang sesuai dengan kebutuhannya, dengan harapan konsumen merasa puns setelah membeli.
Sebelum menggunakan rumus AIDDAS, pemilik toko dan pramuniaga dapat pula menggunakan langkali-Lingkup sebagai berikut :
1. Berilah perhatian kepada’Lnsumen dengan peed(-katan kointinikasi yang efektif dan menarik.
2. Pelajarilah terlebih dahulu kebutuhan, keinginan, perasaan, sifat, dan ciri khas kepribadian konsumen.
3. Dengarkan pendapat konsumen, dan kemudian Berilah keyakinan mengenai manfaat produk yang telah menjadi perhatiannya.
PENELITIAN KONSUMEN
Consumer Research
PENTINGNYA PENELITIAN KONSUMEN
Kurangnya perhatian terhadap penelitian konsumen sudah disadari sejak dahalu. Hal ini terlihat dari para pemasar yang lebih memfokuskan pada bagaimana caranya memproduksi dan memasarkan produknya saia. Para pemasar kurang memperhatikan bagaimana sebenarnya reaksi dari konsumen yang rnengkonsumsi produk tersebut. Bila konsumen merasa tertarik pada suatu produk saat itu konsumen hanya dapat mengkonsumsi produk tersebut tanpa dapat mernberikan tanggapan yang dirasakannya dari produk tersebut.
Sudah banyak perusahaan-perusahaan yang menunjukkan keinginannya untuk mengetahui tidak hanya sejauh-mana kebutuhan konsumen, akan tetapi juga bagaimana tanggapannya akan produk yang dikonsumsinya yang berarti berhubungan dengan kepuasan konsumen. Perusahaan mulai kritis mengenai tingkah laku konsumen akan suatu produk. Mereka mulai banyak melakukan penelitian yang dapat membantu mereka untuk mengetahui keinginan, kebutuhan sekaligus dengan kepuasan konsumen tersebut. Perusahaan melakukan berbagai macam riset dengan melinat dari berbagai macam faktor yang akan membantu mereka seberapa jauh konsumen menerima produk-produk yang dijual di pasaran.
Konsumen tentunya ingin mendapatkan produk dan jasa serta pemuas kebutuhan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka. Banyak konsumen di Indonesia yang menjadi masyarakat konsumsi tinggi dalam membeli barang/produk bahkan sampai ada yang membeli suatu produk sampai ke luar negeri hanya untuk mendapatkan produk tersebut, itulah sebagian besar masyarakat yang mempunyai dana lebih dan berperilaku sedemikian rupa, tapi ada juga masyarakat yang biasa-biasa saja, mereka membeli produk cukup di dalarn negeri, membeli barang disesuaikan dengan kebutuhan hidup dari dana yang dimiliki dan juga mencari produk yang walaupun harganya murah tapi dapat mencukupi kebutuhan mereka.
Inilah sebagian besar dari perilaku di Indonesia yang perlu dikaji lebih dalam lagi. Dalam meneliti konsumen di Indonesia yang masyarakatnya sebagian besar hidup di sektor pertanian dan usaha kecil dalam memenuhi kebutuhan dan berperilaku sesuai dengan kenyataan hidup. Banyak produk dan jasa yang ditawarkan oleh konsumen baik melalui Media di TV, radio, bahkan ada yang mernberikan discount penjualan secara besar-besaran untuk mendapatkan hasil pernintaan dalam menarik minat konsumen untuk membeli produk/barang atau jasa produsen. Hal inilah yang hares diantisipasi oleh produsen dalam memperkenalkan suatu produk/barang. Implikasi yang banyak disarankan untuk menjadikan pernasaran berhasil adalah kenalilah konsumen anda, berilah apa yang mereka inginkan, gunakan media yang menjadi sasaran dan media bare, gunakan non-media, capailah konsumen di toko, tunjukkan promosi anda, dengan dalam memasarkan barang.
Pemikiran dan Premis yang Esensial tentang Tradisi dan Penelitian Konsumen
Pemikiran yang perlu dilakukan oleh para pemasar dan usaha mereka untuk mempengaruhi perilaku konsumen terletak pada empat premis yang esensial
Konsumen adalah Raja.
Motivasi dan perilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian. Perilaku konsumen dapat dipengaruhi melalui kegiatan persuasif yang menanggapi konsumen secara serius sebagai pihak yang berhak dan dengan maksud tertentu.
Bujukan dan pengaruh konsumen memiliki hasil yang menguntungkan secara sosial asalkan pengamanan hukum, etika don moral berada pada tempatnya untuk mengikang upaya manipulasi.
Premis tersebut perlu mendapat perhatian sebab bila keempat premis ini diabaikan, konsekuensinya hampir selalu negatif. Di sini akan diberikan contoh dari hasil pemikiran yang benar maupun yang salah mengenai konsumen. Lebih Ianjut juga diingatkan bahwa penelitian konsumen bila ditanggapi dan ditafsirkan dengan benar, memberikan masukan yang esensial untuk strategi pemasaran baik dalam organisasi yang mencari laba maupun yang tidak mencari laba. Akhirnya penelitian dapat berfungsi sebagai basis untuk pendidikan dan perlindungan konsumen, dan melengkapi informasi yang penting untuk keputusan kebijakan umum.
Dengan demikian penelitian tentang konsumen sangatlah penting karena kita dapat meneliti apa yang mereka inginkan dan yang tidak diinginkannya, Dengan adanya penelitian terlebih dahulu akan memudahkan kita untuk dapat menilai kemauann para konsumen.
PENGERTIAN METODE, TEKNIK, DAN PENELITIAN KONSUMEN
Metode dan teknik merupakan dua kata yang sering digunakan secara simultan dan bersamaan. Metode menunjukkan suatu cara yang sifatnya teoritis, sedangkan teknik menunjukkan cara yang bersifat praktis.
penelitian konsumen dapat didefinisikan sebagai pengumpulan, pencatatan, dan penganalisaan data secara sistematis tentang konsumen. Hal ini sesuai dengan pendapat David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta (1984) yang mengemukakan bahwa :
“Consumer research maybe defined as the systematic gathering recording and analyzing of data about consumers”.
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Seringkali kedua istilah ini disajikan seakan-akaii Baling berlawanan padahal berbeda satu sama lain, tetapi rancangan riset yang baik tetap merupakan perpaduan dari keduanya, yaitu saling melengkapi. Penelitian kualitatif umumnya sulit diberi pembenaran secara inalematik, karena lebih cenderung pada penyampaian perasaan atati wawasan yang datanya diambil berdasarkan sampel. Walaupun demikian, riset kualitatif bisa menyediakan informasi penting yang kernudian bisa dijelajahi lebih lanjut melalui riset kuantitatif.
Riset kualitatif menggunakan data yang bukan dalam bentuk skala rasio, tetapi dalam bentuk skala yang lebih rendah yaitu skala nominal, ordinal ataupun interval yang kesemuanya dapat dikategorikan, sehingga jelas apa yang akan disamakan dan dibedakan dari apa yang akan diperbandingkan dalam rangka menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam riset. Prinsip dalam pengkategorian itu adalah menyesuaikan kategori dengan data, dan unik. sebaiknya data disesuaikan berdasarkan kategori.
Informasi riset kualitatif dalam bidang pernasar dapat digunakan, misalnya untuk :
* Menjernihkan isu sebelum penelitian kuantitatif,
* Mengidentifikasi pengembangan produk- barn,
* Meninjau persepsi konsumen atas produk atau pesaijig,
* Menganalisis perilaku konsumen,
* Menyelidiki bagaimana keputusan membeli dilakukan, dan menyelidiki alasan mengapa satu merek dipillih.
PENELITIAN KUALITATIF
Merupakan penelitian yang menggunakan data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar atau data yang bukan dalam bentuk skala rasio, tetapi dalam bentuk skala yang lebih rendah yaitu : skala ordinal 26 14 i atau nominal.
Model yang dipakai dalam riset kualitatif:
1. PENDEKATAN SECARA LANGSUNG (DIRECT APPROACH)
Adalah pendekatan yang dipakai dengan menjelaskan secara jelas tujuan pefiellitian kepada responder. Pendekatan ini terdiri dari dua, yaitu’.
Focus Group
Adalah Wawancara yang dipandu oleh seorang moderator dalam jumlah kecil, dalam bentuk vang tidak terstruktur dan semaksimal mungkin dilakukan secara alami. Karakteristik:
Jumlah peserta :8. 12 orang
Komposisi peserta homogen (responder disaring terlebih dahulu, misalkan berdasarkan demografi atau social ekonomi), peserta diharapkan sudah mengetahui objek yang akan dibicarakan, menghindari peserta yang sudah sering mengikuti focus group.
informal, karena pengaturan tempat santai, situasi yang diperlukan adalah komentar yang spontan.
Waktu pelaksanaan : 1 ‘3 jam
Observasi Moderator harus memiliki kemampuan mengobservasi, komunikasi dan menyenangkan.
Yang akan dianalisis di sini adalah: konsisten respon ide-ide tanggapan langsung, dari ekspresi maupun bahasa tubuh.
PERILAKU KONSUMEN
Responder dengan menggunakan teknik probing, yaitu tanya jawab yang bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang tersembunyi dari responden seperti motivasi, kepercayaan, perilaku, perasaan mengenai suatu topik tertentu.
Terdapat tiga macam teknik dalam wawancara:
1. Laddering, adalah proses bertanya yang berubah dari “product characteristics” ke “user characteristic” atau pendapat meiiurut kacamata konsumen.
2. Pertanyaan mengenai isu tersembunyi, adalah pertanyaan yang lebih layak melibatkan pendapat-pendapat pribadi.
3. Amilisis simbolik, adalah pertanyaan yana memancing emosi responden dengan menghadapkan hal-hal yang bertentangan.
2. PENDEKATAN TIDAK LANGSUNG (INDIRECT APPROACH)
Adalah pendekatan yang dipakai dengan tidak menyebutkan secara jelas tujuan penelitian kepada responden. Teknik yang dipakai disebut Projective Techniques. Salah satu cara yang paling populer adalah dengan menggunakan teknik asosiasi (association techniques). Responden diberi stimulus dan diminta memberi respon langsung pada saat jawaban tersebut muncul di pikirannya. Caranya adalah: Responden diberi daftar kata dan diminta memberikan respon seketika.
Contoh Riset Kualitatif
Jika kita ingin menganalisis konsumen, kita dapat memperoleh sejumlah besar perbandingan kategori dengan menggunakan bermacam-macilm konsep, misalnya menggunakan konsep jenis kelamin, kita rnembagi kelompok tersebut menjadi dua kategori yaitu pri dan wanita. Dari kategori tersebut perlu ditetapkan kategori mana yang benar-benar berguna untuk menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan.
PENELITIAN KUANTITATIF
Adalah penelitian yang lebih berdasarkan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan suatu penaksiran. Isi rencana analisis data selalu didasarkan pada rencana penelitian yang telah dirumuskan dan data yang sudah siap diolah. Rencana penelitian permasalahan penelitian konsumen, tujuan penelitian kerangka pemikiran termasuk penggunaan konsep dan operasionalisasinya.
Data kuantitatif dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
* Data diskrit/nominal
Yaitu data yang diperoleh dari hasil menghitung , bukan hasil mengukur. Data nominal biasanya diperoleh dari penelitian yang bersifat eksploratif atau survei.
*Data kontinum
Yaitu data yang diperoleh dari hasil pengukuran. Data kontinum dapat dikelompokkan menjadi liga, yaitu:
Skala rasio, yaitu data yang, jaraknya sama, dan mempunyai nilai nol absolut. Skala rasio mempunyai jumlah-jumlah yang sebenarnya dari suatu variabel.
Skala ordinal, yaitu skala yang bertujuan untuk membedakan antara kategori-kategori didalam satu variabel dengan asumsi ada urutan atau tingkatan skala. Angka-angka ordinal lebih menunjukkan urutan peringkat, tidak menunjukkan kuantitas absolut, tidak memberikan petu juk bahwa interval-interval antara setup dua angka itu sama.
Skala interval yaitu skala suatu variabel yang selain dibedakan, dan mempunyai tingkatan, juga diasumsikan mempunyai jarak yang pasti antara satu kategori dengan kategori lainnya dalam satu variable.
Skala-skala tersebut dapat dikategorikan, sehingga jelas apa yang akan disamakan dan dibedakan dari apa yang akan diperbandingkan.
Penelitian kilarititalif menggunakan pengujian hipotesis untuk menggambarkan keterkaitan atau hubungan antara masing-masing variable.
Macam-macam penelitian Konsumen
1. PENELITIAN EKSPLORASI
Metode yang digunakan dalam penelitian eksplorasi konsumen ada 2 (dua) cara, yaitu metode yang ditujukan untuk mengungkap sugesti konsumen (consumer suggestion) dan metode yang memfokuskan pada kelompok (focus group).
Metode Sugesti Konsumen (Consumer Suggestion)
Dalam dunia bisnis banyak pengaruh dan masalah yang dihadapi oleh konsumen yang dapat diketahui melalui pemberian sugesti kepada konsumen-konsumen untuk menggunakan produk secara spontan, misalnya mempengaruhi atau merek barn, memberikan kartu saran untuk mengetahui kesukaan konsumen terhadap suatu produk atau merek.
Metode memusatkan atau memfokuskan Kelompok konsumen Metode yang dimaksud adalah mengadakan wawancara kepada kelompok konsumen yang terdiri dari 6-8 orang yang mempunyai latar belakang yang sama. Kelompok konsumen tersebut mengasosiasikannya secara bebas terhadap masalah-masalah yang ada dalam pasar. Atau ahli pemasaran mengadakan diskusi kelompok yang membahas persoalan yang diharapkan konsumen dari suatu produk, merek, dan pelayanan. Dengan demikian pemasar dapat memahami produk, merek, dan pelayanan yang dapat memuaskan konsumen.
PENELITIAN TENTANG KESIMPULAN KONSUMEN
Penelitian eksplorasi tidak direncai-iakaii untuk menyimpulkai-i jawaban dalam meneliti pertanyaan yang diberikan oleh konsumen. Oleh karena itu, penelitian mengenai kesimpulan konsumen terhadap suatu produk, g, Petwhtiaii ke.simpulan konsumen dapatmerek, dan pelayanan itu pentii juga digunakan untuk merierilukaji dim meng¬identifikasikan apa yang mempengaruhi konsumen
Pendekatan Penelitian Konsumen
Ada dua pendekatan penelitian, yaitu pendekatan penelitian Cross-sectional dan Longitudinal.
1. Pendekatan Penelitian Cross-Sectional
Pendekatan ini dimaksudkan untuk meneliti aspek-aspek peri,~pku konsumen yang menggunakan waktu secara relatif sii-tgkat, misalnya meneliti perubahan perilaku konsumen pada waktu tertentu, mempelajari nilai dan sikap konsumen terhadap suatu produk dalam momen waktu tertentu.
2. Pendekatan Penelitian Longitudinal
Pendekatan ini dimaksudkan untuk meneliti aspek—aspek perilaku konsumen yang terjadi dalam beberapa periode waktu tertentu, misainya mengadakan penelitian mengenai pendapat masyarakat tentang kopi merek glatik selama periode waktu enam bulan.
Pendekatan penelitian longitudinal dilakukan pada periode waktu yang relatif lama, sedangkan pendekatan penelitian cross-sectional menggunakan waktu relatir singkat atau sesaat.
Prosedur Penelitian Konsumen
Riset konsumen memerlukan langkah-langkah yang benar dan pasti. Hampir setiap buku teks tentang metodologi penelitian (termasuk juga buku riset konsumen) menguraikan langkah-langkah penelitian yang hampir sama pula. Karena itu ada sembilan langkah utama di dalam melakukan riset konsumen, antara lain sebagai berikut
a. Mendefinisikan dan merumuskan masalah.
Sebelum melakukan penelitian konsumen, pemasar terlebih dahulu harus menentukan hal-hal yang dapat dipermasalahkan dalam penelitian,,yaitu dengan menentukan masalah atau peluang (opportunity) apa yang ingin diteliti dari konsumen, yang harus didefinisikan dengan jelas, baik keluasan maupun kedalamnya. Melakukan studi kepustakaan darl
Teori-teori yang berlaku, yang dapat dicari dalam buku-buku teks maupun dari hasil penelitian orang lain baik, yang sudah atau belum dipublikasikan, dapat menjadi suatu faktor keilmiahan penelitian yang akan dilakukan. Karena itu, acuan pada teori-teori ini menjadi suatu keharusan.
b. Memformulasikan hipotesis
Hipotesis merupakan anggapan sementara tentang suatu fenomena tertentu yang akan diselidiki. Hipotesis berguna dalam hal membantu peneliti untuk menuntun jalan pikirannya agar mencapai hasil penelitiannya. Menentukan model, Dalam ilmu ekonoryti nianajemen, misalnya, model matematika dapat dipakai untuk menguji hubungan antar feiio,iiciia Misahiyc menentukan penjua Ian (Q) dengan fungsi Q =I (V, X’11, Y’1,Y2…) Lhiiiana i) o1ch pet-tv-allaandahkX1,X2… merupakan variabel yang dapat diku dan Y1,Y2,… merupakan variabel yang tidak dapal dii eiidiili{:c-i olch perusahaan. Dengan model statistik yang ada, IIL11′11411~’Ml hUbUligarl dari fenomena yang ada itu akan diuji.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen


Nama : Ridho Ahmad D.P.

Kelas : 3EA06

NPM : 1120 8046


Tugas 3
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Perilaku konsumen menurut Schiffman, Kanuk (2004, p. 8) adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam pencarian akan pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :

FaktorSosial
a. Group
Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership group. Membership group terdiri dari dua, meliputi primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang). (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 203-204).
b. Family Influence
Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.204).
c. Roles and Status
Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti keluarga, perkumpulan-perkumpulan, organisasi. Sebuah role terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk dilakukan sesuai dengan orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat (Kotler, Amstrong, 2006, p.135).

Faktor Personal
a. Economic Situation
Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137).
b. Lifestyle
Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong, 2006, p.138)
c. Personality and Self Concept
Personality adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi, agresif (Kotler, Amstrong, 2006, p.140). Tiap orang memiliki gambaran diri yang kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.212).
d. Age and Life Cycle Stage
Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk oleh family life cycle. Faktor – faktor penting yang berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.205-206)
e. Occupation
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Contohnya, pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari catering yang datang ke tempat kerja. Bisnis eksekutif, membeli makan siang dari full service restoran, sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji terdekat (Kotler, Bowen,Makens, 2003, p. 207).

Faktor Psychological
a. Motivation
Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.214).

b. Perception
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.215).
c. Learning
Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam situasi yang sama (Schiffman, Kanuk, 2004, p.207).
d. Beliefs and Attitude
Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu. Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman (Kotler, Amstrong, 2006, p.144). Sedangkan attitudes adalah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau ide (Kotler, Amstrong, 2006, p.145).

Faktor Cultural
Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang melalui keluarga dan lembaga penting lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.129). Penentu paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Culture, mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang secara terus-menerus dalam sebuah lingkungan. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.201-202).

a. Subculture
Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah (Kotler, Amstrong, 2006, p.130). Meskipun konsumen pada negara yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya seringkali berbeda secara dramatis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.202).
b. Social Class
Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.132).

Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian menurut Schiffman, Kanuk (2004, p.547) adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan. Bentuk proses pengambilan keputusan tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Fully Planned Purchase
baik produk dan merek sudah dipilih sebelumnya. Biasanya terjadi ketika keterlibatan dengan produk tinggi (barang otomotif) namun bisa juga terjadi dengan keterlibatan pembelian yang rendah (kebutuhan rumah tangga). Planned purchase dapat dialihkan dengan taktik marketing misalnya pengurangan harga, kupon, atau aktivitas promosi lainnya.
2. Partially Planned Purchase
bermaksud untuk membeli produk yang sudah ada tetapi pemilihan merek ditunda sampai saat pembelajaran. Keputusan akhir dapat dipengaruhi oleh discount harga, atau display produk
3. Unplanned Purchase
baik produk dan merek dipilih di tempat pembelian. Konsumen sering memanfaatkan katalog dan produk pajangan sebagai pengganti daftar belanja. Dengan kata lain, sebuah pajangan dapat mengingatkan sesorang akan kebutuhan dan memicu pembelian (Engel, F. James, et.al , 2001, pp.127-128)

Informasi Penting tentang Konsumen


Nama : Ridho Ahmad D.P.

Kelas : 3EA06

NPM : 1120 8046


Tugas 2
Orientasi/arah/cara pandang konsumen
Riset perilaku konsumen dan pemasaran
Dalam bidang riset pemasaran, para peneliti sering menggunakan panel data untuk menganalisa perilaku konsumen di pasar. Dengan menganalisa panel data, peneliti dapat memperdalam pemahamannya tentang berbagai karakteristik dan keteraturan perilaku konsumen dalam menentukan apakah harus membeli barang atau tidak, menentukan waktu pembelian, kuantitas yang harus dibeli, pemilihan brand, dan lain-lain. Pemahaman ini berguna bagi para peneliti dalam mengajukan berbagai macam strategi pemasaran untuk menaikkan jumlah penjualan atau keuntungan perusahaan.
Pesatnya penggunaan panel data telah membawa perubahan besar dalam riset perilaku konsumen dan pemasaran. Sebelum panel data muncul, riset di bidang ini hanya terbatas pada pengujian hipotesa melalui eksperimen dan wawancara. Namun setelah berkembangnya panel data, peneliti dapat menganalisa perilaku riil konsumen di pasar karena panel data memberikan informasi siapa, kapan, dimana, dan apa yang dibeli serta variabel-variabel yang dapat mempengaruhi pembelian seperti harga, potongan harga dan iklan. Munculnya panel data juga telah merangsang perkembangan berbagai metode dan model baru untuk menjelaskan perilaku konsumen yang dapat berguna bagi para praktisi dalam menentukan kebijaksanaan pemasaran.
Pengertian panel data
Menurut definisi, panel data adalah catatan nilai variabel-variabel yang diambil dalam jangka waktu tertentu dari suatu kelompok target sampel (panel) yang telah ditentukan. Variabel-variabel tersebut bisa berupa keadaan atau aksi yang dilakukan oleh panel yang dapat berubah seiring dengan waktu. Dengan kata lain panel data adalah gabungan dari cross-sectional data dan time series data. Misalnya data yang memuat catatan tahunan pendapatan dan konsumsi suatu produk dari suatu komunitas tertentu. Di sini pendapatan dan konsumsi adalah cross-sectional variable yang nilainya bisa bervariasi tergantung dari panel. Kedua variabel tersebut dapat berubah dalam jangka waktu tertentu.
Panel data yang dipakai dalam riset perilaku konsumen dan pemasaran biasanya disebut consumer panel data. Data ini merupakan catatan pembelian dari para panel yang diambil secara berkelanjutan selama jangka waktu pengumpulan data. Umumnya data ini memuat, nomor panel, tanggal pembelian, brand atau produk yang dibeli, kuantitas brand yang dibeli, dan harga brand tersebut. Sebagai tambahan, consumer panel data biasanya dilengkapi dengan data demografik dari para panel seperti umur, pendapatan, dan jumlah anggota keluarga. Data ini berguna untuk menjelaskan apakah pengambilan keputusan dalam membeli produk dipengaruhi oleh faktor-faktor demografik tersebut. Pada Tabel 1 disajikan contoh dari potongan consumer panel data dari produk kopi instant di pasar Jepang.
Sejarah perkembangan penggunaan consumer panel data
Pada awalnya potensi dari consumer panel data kurang begitu diperhatikan oleh para peneliti. Pada masa itu perusahaan atau instansi yang mengumpulkan data membuat perjanjian dengan para calon panel untuk dijadikan sampel. Para panel diminta untuk mencatat produk dan harga dari produk yang mereka beli dan melaporkannya pada perusahaan pengumpul data. Namun pengumpulan data seperti ini mempunyai beberapa kelemahan seperti tidak lengkapnya data yang terkumpul dikarenakan panel lupa mencatat atau enggan mencatat produk tertentu yang mereka beli. Ketidaklengkapan ini dapat menurunkan tingkat kepercayaan dari data tersebut dan mengakibatkan para peneliti kurang meliriknya. Selain itu, karena cara pengumpulan data seperti ini cukup memberikan beban kepada panel, jumlah orang yang bersedia untuk dijadikan panel kurang begitu signifikan.
Pada pertengahan tahun 80-an, di supermarket dan toko eceran di Amerika berkembang penggunaan Unit Product Code Scanner. Alat ini adalah alat pembaca produk yang telah diberi kode berupa garis-garis yang sama panjang namun berbeda ketebalan sesuai dengan produk tersebut. Di Jepang kode seperti ini dikenal dengan nama bar code. Kode ini biasanya tercantum dalam bungkus setiap produk kalau kita belanja di supermarket. Di kebanyakan supermarket biasanya konsumen yang menjadi anggota diberi kartu pengenal yang juga mencantumkan bar code yang memuat data profil konsumen tersebut. Pada setiap pembelian kartu tersebut akan discan bersama barang-barang yang dia beli sehingga data barang beserta pembelinya bisa dikumpulkan.
Menyebarnya sistem ini membawa angin segar bagi pengumpulan panel data. Dengan menggunakan sistem ini resiko akan ketidaklengkapan data akibat panel lupa atau enggan mencatat produk yang dia beli dapat dihindari karena produk-produk tersebut akan discan dan direkam dalam data base. Juga karena setiap konsumen yang menjadi anggota di supermarket secara otomatis menjadi panel tanpa harus mencatat produk-produk yang dia beli, sample bisa diambil dalam jumlah yang signifikan. Faktor-faktor diatas telah menaikan tingkat kepercayaan panel data dan menarik perhatian para peneliti untuk menggunakannya dalam menganalisa perilaku konsumen. Sejak saat itu jumlah karya-karya ilmiah dengan menggunakan panel data berkembang dengan pesat.

Pengaruh panel data pada riset perilaku konsumen dan pemasaran
Sebelum berkembangnya penggunaan panel data, penelitian perilaku konsumen lebih banyak menggunakan pendekatan behavioral science seperti psikologi dan sosiologi. Pada masa itu pusat perhatian para peneliti adalah pengujian berbagai teori dan hipotesa mengenai perilaku konsumen dengan cara mengadakan eksperimen atau wawancara. Misalnya untuk menyelidiki tingkat kemampuan konsumen dalam mengingat harga, diadakan eksperimen terhadap beberapa subyek dengan cara menanyakan harga beberapa barang yang telah diperlihatkan kepada mereka beberapa hari sebelumnya. Contoh lainnya adalah analisa segmentasi pasar berdasarkan stratifikasi sosial atau life cycle.
Para peneliti yang menggunakan metode seperti ini telah banyak memberikan kontribusi dalam membangun teori-teori perilaku konsumen. Hanya sayang, akibat terlalu memfokuskan pada pengujian teori dan hipotesa, tujuan riset bergeser dari pencarian pemahaman perilaku konsumen untuk menaikan penjualan dan keuntungan perusahaan menjadi pengujian hipotesa. Teori-teori yang baru dibangun untuk menguatkan teori-teori yang sudah ada dan bukan untuk diaplikasikan di pasar yang nyata. Trend riset seperti ini telah memperlebar jurang pemisah antara peneliti dan praktisi pemasaran.
Munculnya panel data dengan segudang informasi yang dimilikinya meniupkan angin perubahan terhadap arah penelitian perilaku konsumen dan pemasaran. Karena panel data merupakan data kegiatan riil konsumen di pasar, para peneliti dapat memfokuskan penelitiannya pada perilaku nyata konsumen dan menghubungkannya dengan jumlah penjualan dan keuntungan perusahaan. Berbagai metode dan model baru dikembangkan untuk menjelaskan hubungan antara variabel pemasaran dengan proses pengambilan keputusan oleh konsumen. Sekarang telah banyak hasil riset yang sudah diaplikasikan di dunia bisnis seperti brand choice model yang berguna untuk mengetahui efektivitas strategi pemasaran dalam pemilihan brand, memprediksi permintaan produk, dan menyelidiki struktur pasar.

Riset perilaku konsumen dan pemasaran dengan menggunakan panel data
Sampai sekarang telah ribuan karya ilmiah dibidang pemasaran yang dihasilkan dengan menggunakan panel data. Pada umumnya karya-karya tersebut dipublikasikan di majalah-majalah ilmiah yang beraliran sains seperti Journal of Marketing Research dan Marketing Science. Isu utama yang menjadi pusat perhatian peneliti dalam menganalisa panel data adalah efektivitas strategi pemasaran seperti strategi harga, potongan harga dan iklan terhadap pengambilan keputusan oleh konsumen dalam membeli produk. Apabila efek dari variabel-variabel di atas dapat diketahui, manager pemasaran dapat mengontrol variabel-variabel tersebut untuk memaksimalkan penjualan atau keutungan perusahaan.
Sebagai contoh dari riset-riset diatas misalnya penggunaan multinomial logit model untuk mengidentifikasi perilaku konsumen dalam memilih brand. Dengan model ini kita bisa tahu bagaimana harga dan diskon mempengaruhi konsumen dalam memilih brand. Kita juga bisa tahu bagaimana apakah loyalitas terhadap brand mempengaruhi perilaku tersebut. Contoh lain adalah penggunaan negative binomial distribution dan hazard model untuk menjelaskan bagaimana jangka waktu antar pembelian dipengaruhi variabel pemasaran. Mengenai efektivitas iklan TV, beberapa peneliti mengaplikasikan tobit model untuk mengetahui hubungan antara panjang waktu melihat iklan dengan pemilihan brand.

Keterbatasan dalam penggunaan panel data
Walaupun panel data menyimpan banyak potensi yang berguna untuk memahami perilaku konsumen, bukan berarti tidak ada keterbatasan dalam penggunaannya. Memang benar panel data memberikan informasi tentang kegiatan riil konsumen di pasar. Tetapi kita tidak bisa mengetahui apa yang ada dalam benak konsumen ketika mereka menghadapi pengambilan keputusan. Misalnya kita tidak bisa mengetahui persepsi mereka terhadap kualitas, harga, atau fungsi dari produk yang mereka beli. Informasi seperti itu bisa kita peroleh hanya lewat eksperimen atau wawancara yang beberapa sudah dikukuhkan sebagai teori. Akibatnya kita tidak bisa mengtahui bagaimana peranan persepsi konsumen dalam proses pengambilan keputusan apabila menggunakan panel data saja. Idealnya, riset perilaku konsumen dilakukan dengan menggunakan panel data yang didasari oleh teori-teori yang dihasilkan lewat eksperimen atau wawancara.
Kalau kita andaikan pengetahuan perilaku konsumen sebagai harta karun yang tersembunyi di dasar lautan, maka panel data adalah kapal utuk mengarungi lautan dan teori-teori perilaku konsumen adalah peta menuju harta karun. Kekurangan salah satu metode di atas akan sulit untuk mendapatkan harta karun tersebut.

BEBERAPA PEMBANDING UNTUK ARTIKEL
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM STRATEGI PEMASARAN
Konsumen adalah aktor penting dalam ekonomi.sifat dasar konsumen adalah memuaskan kepentingan (kebutuhan atau need dan keinginan atau wants konsumsinya).hal ini tentu berpengaruh pada perilakunya.Perilaku konsumena ini akan berpengaruh pada aktivitas perekonomian.Bagi produsen konsumen adalah sumber inpirasi dan sunber pendapatan untuk pengembangan usahanya.Oleh karna itu produsen yang dapat memuaskan konsumaen akan lebih mudah mencapai tujuan usahanya.
Dari sisi Pemerintah sebagai penyelenggara pemerintah, konsumennya adalah rakyat atau masyarakat yang menerima pelayanan pemerintah.Walaupun rakyat adalah konsumen dari penyelenggara pemerintah, namun disisi lain rakyat breperan sebagai sumber kekusaan bagi pemerintah.

PENDAPAT MENGENAI PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN
The American Marketing Association mendefenisikan perilaku konsumen adalah interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi,perilaku dan lingkugannya manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka (American Marketung Association)
Perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana pembuat keputusan (decision units),baik indvidu ,kelompok,ataupun organisasi,membuat keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu prodak dan mengkonsumsinya.



Konsep strategi Pemasaran
Menurut Peter dan Olson (1999) strategi pemasaran dirancang untuk meningkat peluang dimana konsumen akan memiliki anggapan dan perasaan positif terhadap prodak,jasa dan merek tertentu,akan mencoba prodak atau merek tersebut dan kemudian membelinya berulangkali.
Untuk mengembangkan strategi pemasaran yang kompetitif,pemasar perlu mengetahui konsumen mana yang cebderung membeli prodaknya,factor-faktor apa yang menyebabkan mereka menyukai prodak tersebut,criteria apa yang dipakai dalam memutuskan membeli prodak,bagaimana mereka memperoleh informasi tentang prodak dn lainnya yang akan dijelaskan.
Pemasar perlu merancang stategi berdasarkan perilaku konsumen yang tentu saja datanya hanya dapat diperoleh dari suatu penelitian tentag perilaku konsumen; mulai dari bagaimana kebutuhan akan suatu prodak itu di rasakan,apa yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan itu,bagaimana mereka memutuskan membeli prodak,bagaimana mereka mengkonsumsi prodak ,sampai bagaimana mereka menyingkirkan prodak tersebut,dan apa yang dilakukan setlah itu.jadi,strategi pemasaran berlaku untuk prodak atau merek tertentu dan berpengaruh yang diberikan kepada konsumen untuk melakukan pembelian yang dirancang untuk tingkat prodak atau merek.Agar pemasar bisa merancang strategi yang tepat dalam mempengaruhi konsumaen,dasar yang digunakan harus berupa pengetahuan mengenai perilaku mereka dalam proses beli yand dialami untuk suatu kategori prodak tertentu.

PERLUNYA MEMPELAJARI PERILAKU KONSUMEN
PEMBANDING

Menurut Nugroho J.Setia ,S.E,MM Dalam bukunya yany berjudul “Konsep dan implikasi untuk strategi dan penelitian pemasaran”menyatakan bahwa hasil dari kajian akan membantu para pemasar untuk:
• Merancang bauran pemasaran
• Menetapkan segmentasi
• Merumuskan posisioning dan pembedaan prodak
• Mempormulasikan analisis lingkungan bisnis
• Mengembang riset pemasarannya
Lain halnya dengan pendapat Dra.Ristiyanti, MBA dan Prof.John J.I.O Ihalaur ,Ph.D dalam bukunya mengenai “Perilaku konsumen” analisis konsumen adalah landasan manajemen pemasaran dan akan membantu manajer dalm melakukan hal berikut:
 Merancang baur pemasaran
 Melakukan segmentasi pasr
 Melaksanakan positioning
 Melakukan analisis lingkunangan perusahaan
 Mengembangjan trend penelitian pasar
 Mengembangkan prodak baru maupun inovasi prodak lama
Dari kedua pembanding ini dapat dikatakan bahwa perku mempelajari perilaku konsumen dalam usaha suatu tujuan yang igin dicapai.
Analisis konsumen memainkan peran sangat penting dalam pengembangan kebijakan publik .Misalnya perilaku konsumen terhadap sembako yang menghasilkan seperangkat peraturan pemerintah yang mengatur persedaan sembako tersebut.
Menurut Nugroho J.Setiadi ,S.E, MM dalam bukunya “konsep dan implikasi untuk strategi dan penelitian pemasaran “Menyatakan studi tentang perilaku konsumen
Demikian juga kalangan Akademis kajian ini akan dapat dilakukan manusia.Studi tentang perilaku konsumen akan menghasilkan 3 informasi penting yaitu:
1. Orientasi/arah/cara pandang konsumen
2. Berbagai fakta tentang perilaku berbelanja
3. Konsep/teori yang memberikan acuan pada proses berpikirnya manusia dalam berkeputusan
Menurut Dra. Ristiyanti prasetijo, MBA dan Prof.John J.I.O Ihalaur,Ph.D dalam bukunya penerbit Andi (2004),Salatiga.Analisis konsumen memberikan pemahaman tentang perilaku manusia .Studi mengenai perilaku konsumen memberikan paling tidak 3 informasi,yaitu:
1. Orientasi konsumen
2. Fakta tentang perilaku membeli
3. Teori-teori yang menentun proses berpikir
Singkatnya,perilaku konsumen dipelajari agar lebih memahami tentag apa yang dibeli oleh konsumen,mengapa,dimana,kapan dan berapa sering dia membeli..kedua buku pembanding ini menyatakan hal yang sama mengenai Analisis konsumen

KONSEP PERILAKU KONSUMEN
Apakah perilaku konsumen itu? Perilaku konsumen seperti didefenisikan oleh Schifman dan Kanuk (2000), adalah proses yang dilalui seseorang dalam mencari,membeli,menggunakan,mengevaluasi,dan bertindak paskah konsumsi prodak,jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya”. Jadi, dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana pembuat keputusan ,baik individu,kelompok,ataupun organisasi,membuat keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian atau prodak dan mengkonsumsinya.
Ada beberapa penting yang dapat diungkapkan dari defenisi diatas:
a) Perilaku konsumen adalah suatu proses terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap perolehan (mencari atau membeli).Tahap konsumsi (menggunakan dan mengevaluasi).Tahap tindakan paskah beli (apa yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu digunakan atau di konsumsi)
b) Unit-unit pengambil keputusan beli Menurut Kotler (1991) terdiri dari: konsumen individu yang membentuk pasar konsumen dan konsumen organisasional yang membentuk pasar bisnis.

Adapun konsep personal consumers dalam defenaisi tersebut bisa diperjelas sebagai berikut untuk:dirinya sendiri,memnuhi kebutuhan keluarga,dijadikan hadiah untuk orang lain.Kepuasan konsumen dipengaruhi dipengaruhi hal-hal sebagai berikut:
 Nilai guna (utility) barang dan jasa yang dikonsumsi.kemampuan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keiginan konsumen.
 Kemampuan konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa.daya beli income dan ketersediaan barang dipasar.
 Kecenderungan konsumen dalam menentukan pilihan konsunsi.Menyangkut pengalaman masa lalu.budaya,selera,serta nilai-nilai yang dianut seperti agama,adat istiadat,kebiasaan dan sebagainya.
Nilai Guna
Nilai guna barang dan jasa adalah kemampuan barang dan jasa tersebut dalam memuaskan kebutuhan dan keiginan konsumen.oleh karna itu,maka adakalanya suatu barang dan jasa meningkat atau berkurang nilai gunanya bagi konsumen tergantung dari kondisi yang dihadapi oleh konsumen.Misalnya nilai guna karena tempat,nilai guna karena waktu dan sebagainya.
a. Nilai guna objektif adalah nilai guna yang disesuaikan dengan kempuan barang dan jasa dalam memuaskan kebutuhan,tanpa dipengaruhi oleh presepsi atau selera dari konsumen.
b. Nilai guna subjektif adalah nilai guna yang disesuaikan oleh anggapan atau presepsi konsumen dalam mengkonsumsi baran dan jasa yang dikonsumsinya.
c. Nilai guna total adalah total atau akumulasi kemampuan barang dan jasa dalam memuaskan kebutuhan konsumen.
d. Nilai guna marginal adalah nilai guna tambahan karena tanbahan satu unit konsunsi barang dan jasa.Informasi mengenai nilai guna marginal ini dapat dijadikan dasar untuk menentukan tingkat konsumsi yang menghasilkan kepuasam maksimum.Nilai guna marginal semakin lama semakin berkurang,sehingga bila tambahan konsumsi diteruskan,maka nilai guna akan menjadi negatif.

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMEN DENGAN STRATEGI PEMASARAN

Dalam bukunya”konsep dan implikasi untuk stategi dan penelitian pemasaran Nugroho menjelaskan Strategi pemasaran dalam berbagai elemen dengan berbagai isu konsumen antara laian adlah sebagai berikut
Elemen Strategi Pemasaran Yaitu:
 Segmentasi
Sifat konsumen mana yang harus digunakan untuk mensegmentasi pasar prodak kita?
 Prodak
Keuntungan apa yang diharapkan konsumen dari prodak tersebut?
 Promosi
Promosi yang bagaimana yang dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli dan menggunakan prodak kita? Iklan yang bagaimana yang paling efektif untuk pridak kita?
 Harga
Apa dampak dari perubahan harga bagi konsumen terhadap perilaku pembelian?
 Distribusi
Apakah system distribusi yang berbeda akan mengubah perilaku pembelian?

Strategi pemasaran, khususnya yang dikembangkan dan diterapkan oleh perusahaan yang berhasil,memiliki kekuatan terbesar terhadap konsumen dan masyarakat luas.Srategi pemasaran bukan hanya disesuaikan denagan konsumen, tetapi juga mengubah apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh konsumen tentang diri mereka sendiri,tentang berbagai macam tawaran pasar,serta tentang situasi yang tepat untuk pembelian dan penggunaan prodak .Ini tidak berarti pemasaran adalah kegiatan yang tidak tepat atau tidak etis.Akan tetapi, kekuatan pemasaran serta kemampuan riset pemasaran dan analisis konsumen untuk mendapatkan pandangan tentang perilaku konsumen tidak perlu dikurangi atau disalahgunakan.

Berbeda dengan Ristiyanti dalam bukunya “Perilaku konsumen”menyatakan strategi pemasaran dirancang dalam berbagai konsep.
 Segmenting
proses identifikasi sub kelompok konsumen yang memiliki kesamaan hal dalam keiginan,daya beli,lokasi,geografi,sikap membeli atau kebiasaan membeli
 Positioning
Posisi prodak yang tepat,perusahaan/pemasr tidak dapat mengabaikan perilaku konsumen,terutama konsumen sasarannya.
 Targetting
merupakan langkah untuk memilih satu segmen yang dapat dilayani dengan baik,sehingga semua usaha pemasaran yang dapat difokuskan pada segmen ini untuk keuntungan yang menjanjikan .
Strategi Pemasaran di rancang supaya tercapai keunggulan kompetitif dari prodak,merek,ataupun perusahaan.Dengan demikian jelas sekali pentingnya pemahaman perilaku konsumen.

Dalam melakukan segmentasi pasar,ada 4 langkah yang harus diambil (Hawkins dkk,1998);
• Mengidentifikasi perangkat kebutuhan prodak.
• Mengrlompokkan konsumen yang memiliki perangkat kebutuhan yang sempurna
• Mendeskripsikan setiap kelompok
• Memilih satu (atau lebih) segmen yang ajan dilayani
Identifikasi perangkat kebutuhan prodak tentu saja memerlukan data cukup lengkap yang hanya didapapatkan dari penelitian pasar.Data semacam itu diambil dari pengamatan dan pendapat-pendapat konsumen tentang kebutuhan dan cara mereka memenuhi kebutuhan.Data ini dikaitkan berbagai variable seperti usia,jenis kelamin,kelas social,dan sebagainya.Dalam hal ini,data menunjukkan perilaku yang berbeda antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.setelah itu dapat dapat diidentifikasiskan pula sub kelompok konsumen yang memiliki perangkat kebutuhan yang sama.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN

Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh factor sebagai berikut:
 Kebudayaan
Kebudayaan merupakan factor penentu yang paling dasar dari keiginan dan perilaku konsumen.Bila mahluk-mahluk lainnya bertindak berdasarkan naluri,makaperilaku manusia umumnya dipelajari.
Setiap kebudayaaan terdiri dari sub kebudayaan yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya.kelas social adalah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatumasyarakat,yang tersusun secara hierarki dan keanggotaaanya mempunyai nilai,minat dan perilaku yang serupa.
 Faktor Sosial
Kelompok referensi,keluarga,peran dan status.kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupum tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.Peran dan status pada umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya kelurga,klub,organisasi.Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dan peran dan status.
 Faktor Pribadi
Umur dan tahapan dalam siklus hidup,pekerjaan,keadaan ekonomi,gaya hidup,kepribadian dan konsep diri.
 Faktor Psikologis
Motivasi
Beberapa kebutuhan bersifat biogenik,kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu,seperti rasa lapar,rasa haus,rasa tidak nyaman.sedangkan kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan psikologis harga diri dan kebutuhan yang diterima.
Persepsi
Persepsi didefenisikan sebagai suatu proses dimana seseorang memilih.mengorganisasikan,mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dalam dunia ini.Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda dari objek yang sama karena ada 3 persepsi:Perhatian yang selektif.gangguan yang selektif,mengingat kembali yang selektif.
Kepercayaan dan sikap
adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.